Rabu, 16 November 2011

Prespektif Kapitalisme dalam Feminis.


Budaya  dalam  pemikiran sebagian besar masyarakat Indonesia amat  penting karena prilaku keseharian bangsa Indonesia sebagian besar ditentukan oleh budaya, terlebih lagi budaya seringkali dikecam menjadi Paradoks Perempuan Indonesia dalam menghadapi dunia kerja, hingga  laju perpolitikan ditanah air. Hal itu  terjadi karena peran tersebut sering di anggap frontal dan menyalahi adat istiadat yang berlaku. Sementara itu, trend feminisme liberal yang menjadi acuan pertama perempuan Indonesia kini diinggalkan karena dinilai telah mencapai titik akhir perubahan, dalam hal  itu tersebutlah beberapa faham feminisme yakni : Feminisme Marxis. Feminisme Post Modernis dan Feminisme Radikal. Seiring berjalannya waktu ketiga faham feminisme ini juga dianggap menimbulkan resistensi luar biasa dikalangan social budaya di Indonesia, sehingga sosialisasi aktivis genderism dan feminism radikal akan terus berjalan sehingga esensi pemikiran yang salah tentang feminisme oleh sebagian kalangan masyarakat, terutama masyarakat beragama akan tergerus dengan bertambahnya pemahaman tentang hal itu (feminism.red)

Feminisme, Konspirasi Global kapitalis (di Negara-negara Islam).

Euphoria demokratisasi memunculkan untuk melakukan reinterpretasi atas logika dasar penataan interaksi dan interelasi antara perempuan dan laki-laki, selama ini ada anggapan anggapan bahwa pola interaksi dan interelasi antara perempuan dan laki-laki sangat dipengaruhi oleh budaya dan agama sehingga didalamnya kepemimpinan serta structural cenderung kepada kaum laki-laki. Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya beberapa kasus penindasan yang saat ini mulai terkuak tentang diskriminasi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, baik skala kecil (Rumah tangga) dan skala besar (Negara). Ketika kasus diskriminasi perempuan berlanjut para aktifis feminis yang mengacu pada fakta-fakta yang ada kini mulai mengubah pandangan tersebut untuk mengubah peran laki-laki dengan mengangkat isu-isu kehidupan alam dengan kebersamaan dan keterbukaan, termasuk akses pengetahuan terlebih lagi tentang agama yang menjadi ideologi dasar sebagian besar masyarakat Indonesia, yang memang aspek kultur budayanya kuat.

Selasa, 15 November 2011

hal yang menarik

Dalam sebuah cerita selalu ada ambisi yang patut di pertanyakan, dalam hal ini adalah ambisi yang apakah mungkin ada pada kehidupan 2011 yang kujalani, yakni tentang kepemimpinan di HMJ dan komisariat.

Sering kali aku berfikir tentang hal itu, tetapi jawabannya selalu dangkal dan tak dapat diterima oleh beberapa kemungkinan. Disini ssaya membutuhkan masukan dari kakak-kakak senior yang telah membimbing dan membawaq sejauh ini